Konflik Antar
Agama
Pertumbuhan urbanisasi yang cepat
akan mengantarkan masyarakat ke arah modernisasi sering terjadi konflik
nilai-nilai tradisional yang masih kuat dengan nilai-nilai baru yang belum
mapan di masyarakat. Konflik nilai tersebut berpengaruh besar terhadap perilaku
masyarakat dan dapat mendorong masyarakat ke proses alienasi, disorienttasi,
segmentasi dan lain sebagainya. Apalagi dari dulu hingga sekarang masalah
karena bentroknya agama sering terjadi, contohnya saja seperti konflik antara agama
satu dengan yang lainnya.
Kita semua tahu bahwa agama
merupakan sumber kepercayaan setiap manusia yang bersifat pribadi dan bebas.
Namun sering kali kepercayaan tersebut malah di salah artikan oleh sebagian
pihak dan justru menjadi penyebab dari timbulnya suatu perpecahan antar agama.
Contoh
permasalahan konflik agama yang sangat umum yaitu, tentang perbedaan pendapat
yang sering terjadi antar kelompok - kelompok Islam seperti FPI (Front Pembela
Islam) dan Muhammadiyah. Jangan sampai perbedaan pendapat tentang masalah antar
keduanya memberikan dampak negativ karena konflik agama sangat sulit diatasi
tanpa kesadaran yang timbul dari hati nurani kita para pemeluk agama. Konflik
antar agama dapat meninggalkan bekas yang mendalam, dan tidak seorang pun dapat
bersikap netral dalam mengatasi konflik tersebut.
Dari contoh diatas, konflik tersebut
disebabkan karena berbagai faktor, antara lain :
- Adanya kesalahpahaman yang timbul karena adanya kurang komunikasi antar pemeluk agama.
- Kurangnya rasa menghormati baik antar pemeluk agama satu dengan yang lainnya ataupun sesama pemeluk agama.
- Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
- Fanatisme yang salah. Penganut agama tertentu menganggap hanya agamanya lah yang paling benar, tidak mau menghargai, mengakui dan menerima keberadaan serta kebenaran agama dan umat beragama yang lain.
Semua faktor - faktor tersebut
penyebab utama dari konflik-konflik yang terjadi di Indonesia, namun disamping
itu faktor dasar dari itu semua adalah kurangnya kesadaran dan pemahaman dari
nilai-nilai yang ada dalam agama masing-masing.
Solusi yang perlu ditangani untuk
menyelesaikan konflik tersebut, antara lain :
- Perlu dicari tokoh masyarakat yang dipercaya atau dihormati oleh pihak - pihak yang berkonflik, untuk berusaha menghentikan konflik, melalui lobi-lobi, negosiasi, diplomasi.
- Dalam usaha untuk mengembangkan adanya perdamaian yang lestari, atau adanya rekonsiliasi, maka cara yang harus dipakai oleh pihak ketiga sebaiknya adalah mediasi (suatu cara yang harus mendapatkan kepercayaan dari pihak yang berkonflik).
Konflik
antar umat beragama di Indonesia akhir - akhir ini rupanya sengaja dibuat atau
direkayasa oleh kelompok tertentu atau kekuatan tertentu untuk menjadikan
masyarakat tidak stabil. Ketidakstabilan masyarakat ini dapat dimanfaatkan untuk
tujuan politis maupun ekonomis, oleh berbagai pihak. Hal ini sangat berbahaya,
karena konflik horizontal dapat dimanipulasi menjadi konflik vertikal, sehingga
menimbulkan bahaya separatisme dan disintegrasi nasional atau disintegrasi
bangsa.
Untuk
menghadapi masalah-masalah konflik dengan kekerasan yang melibatkan umat
berbagai agama dalam suatu masyarakat, diperlukan sikap terbuka dari semua
pihak dan kemampuan untuk memahami dan mencermati serta menganalisa sumber - sumber
konflik. Demikian juga diperlukan adanya saling pengertian dan pemahaman
kepentingan masing-masing pihak, agar dapat mengembangkan dan melihat
kepentingan bersama yang lebih baik sebagai prioritas, lebih dari pada
kepentingan masing-masing pihak yang mungkin bertentangan.
0 komentar:
Posting Komentar