Pengalaman Berorganisasi
Organisasi
sendiri pun memiliki banyak sekali manfaat yang dapat membangun kepribadian dan
karakter seseorang hingga memancing adanya jiwa kepemimpinan. Kedewasaan sifat,
karakter, sosial, bahkan berbagai koneksi dapat kita kembangkan lewat sebuah
organisasi baik itu kecil ataupun besar. Organisasi sendiri dapat menjadi
sebuah pengalaman yang dapat menjadi pelajaran hidup yang berharga. Dan dibawah
ini saya akan menceritakan bagaimana saya pernah berkecimpung dalam dunia organisasi
di dalam sekolah masa putih abu - abu.
International Festival
International
Festival... Saya pun masih tidak menyangka jikalau acara ini dapat berjalan
dengan begitu sukses nya. Begitu banyak kenangan dan pengalaman yang saya
dapatkan lewat acara ini yang telah dibangun dalam tiga organisasi sekaligus...
bagaimana tidak? Bayangkan ketika ada satu organisasi yang memiliki tujuan yang
kemudian digabungkan dengan organisasi lainnya yang memiliki tujuan juga namun
kami semua melebur menjadi satu kepanitian yang saling tolong – menolong dan
mendukung satu sama lain baik dalam moral maupun materi.
International
Festival merupakan sebuah acara yang kami bangun bersamaan dengan organisasi
OSIS, English Club, dan Japanesse Club. Acara ini kami bangun berkenaan dengan
rasa cinta kami terhadap budaya Indonesia namun kami juga yang menyukai budaya
luar yang mendongkrak adanya ide untuk menggabungkan tiga budaya menjadi satu
acara. Saya sendiri merupakan pihak yang ada dalam organisasi Japanesse Club
bertindak sebagai humas.
Acara
ini awalnya hanyalah sebuah perbincangan semata antar perwakilan masing –
masing organisasi untuk membentuk adanya acara yang bisa menunjukkan kepada
masyarakat luas bagaimana budaya Indonesia, namun kami juga ingin memberikan
wawasan yang lebih luas kepada masyarakat tentang budaya yang ada di luar sana
dimana budaya yang tidak banyak orang tahu. Tidak disadari ternyata dari
perbincangan tersebut timbulah rasa keinginan bahkan kami pun meminta pendapat
kepada pihak BK (Bimbingan
Konseling) yang ada dalam sekolah kami. Dan dengan senang hati pihak BK pun
mendukung ide yang kami miliki hingga pada akhirnya kami mulai mengatur jadwal
dimana ketiga belah pihak organisasi dapat berkumpul menjadi satu untuk
membahas acara yang akan kami jalankan ini.
Tepat
pada hari Sabtu sepulang sekolah kami selalu berkumpul untuk membahas acara ini
dikarenakan memang hanya hari Sabtu lah
kami mendapatkan kelegaan waktu dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang
hanya diadakan sampai pukul 12.00 WIB. Pada pertemuan pertama kami membahas
persetujuan acara ini kepada semua pihak dan tiap anggota organisasi, dan
sangat mengejutkan bahwa mereka pun antusias untuk mengadakan acara ini,
termasuk saya.... kenapa? Karena ini merupakan event pertama kali dan merupakan
event yang jarang dilakukan di tiap sekolah.
Hari
berganti hari kami melakukan konektifitas kami melalui berbagai macam jejaring
sosial untuk tetap dapat berkomunikasi satu sama lain. Tak terasa minggu demi
minggu kami lewati dan pertemuan kedua kami adakan untuk menentukan struktur
keanggotaan. Pada awalnya memang saya sendiri ragu apakah bisa tiga organisasi
dapat menjalin hubungan bersama karena tiap organisasi pasti memiliki visi dan
misi yang berbeda, namun hal itu ternyata tidaklah menjadi masalah. Kami
melakukan pemilihan struktur dimulai dari ketua, wakil, bendahara, dan
sekretaris dengan cara voting, dan sisanya kami mengajukan dengan sukarela di
bidang mana yang menurut kami, Kami dapat membantu dengan potensial keahlian
yang kami miliki, mulai dari seksi dokumentasi, seksi musik, seksi acara, seksi
humas, seksi keamanan, dan berbagai macam seksi lainnya.
Setelah
kami menentukan hal tersebut kami membahas tentang proposal yang akan dibuat
yang akan diajukan kepada Kepala Sekolah. Sangat disayangkan jikalau pihak
sekolah tidak dapat membantu banyak dalam hal keuangan, namun kami tidak mau
menyerah, dengan berbagai cara kami mencari jalan keluar untuk menggalang dana baik
dengan cara menjual makanan, mengajukan sponsor, mengajukan donatur, dan masih
banyak lagi. Dalam acara ini telah ditentukan skema penampilan yang akan
ditampilkan mulai dari budaya Indonesia terlebih dahulu, budaya Inggris, hingga
akhirnya budaya Jepang.
Sektor
lapangan merupakan pusat central dimana panggung akan diletakkan. Dan banyak
kelas kosong merupakan target kami untuk menampilkan galeri budaya dari tiap
organisasi. Event ini sendiri kami pungut biaya hanya sebesar 15ribu rupiah dan
untuk tiket OTM kami kenakan 20ribu rupiah. Bohong jikalau saya katakan tidak
ada perdebatan antara anggota organisasi, hal itu pasti ada dalam setiap
organisasi bahkan terlebih ketika akan melakukan sebuah event tertentu. Masalah
yang kami hadapi adalah adanya keegoisan waktu dimana ada beberapa pihak yang
ingin agar dalam organisasi nya dapat menampilkan budaya yang dia miliki dengan
waktu tayang yang lebih banyak. Namun,
seiring waktu kami pecahkan masalah ini bersama – sama dengan kepala dingin dan
akhirnya kami menemukan cara agar acara ini dapat berjalan dengan perpaduan 3
budaya namun dengan tiap organisasi dapat dengan leluasa menampilkan budaya
yang ada.
Hari
demi hari berlalu kami melakukan berbagai pengajuan proposal kepada berbagai
pihak dan perusahaan – perusahaan yang biasanya ada turut serta dalam acara
pensi seperti sponsor minuman, makanan, souvenir, dan lain lain. Tak terasa
bahwa hari yang kami tentukan untuk jalannya acara ini sudah dekat dan awal
yang memang banyak sekali perdebatan kami lalui dapat membuat kami mejadi
semakin kokoh untuk menunjukkan bahwa kami sekalipun seorang siswa mampu
membuat acara yang dapat membuka wawasan masyarakat. Dan hal ini ditanggapi
serius oleh pihak instansi tertentu seperti Japanesse Foundation, Dinas Pemda.
Mereka pun turut serta dalam pendonaturan acara ini dan kami sangat berterima
kasih karena hal ini begitu menguatkan kami dan menjadi semangat agar kami
dapat memberikan acara yang terbaik bagi semua pihak. Berbagai revisi acara,
pertemuan rapat antar seksi, dan pertemuan inti terus kami lakukan secara
intensif agar acara ini dapat terlaksana dengan baik.
Hari
yang kami nanti pun akan tiba, banyak berbagai pihak yang menginap di sekolah
dan tentunya terlebih dahulu mendapatkan surat izin agar tidak terjadi hal –
hal yang tidak diinginkan, kami berusaha membantu dalam perangkaian dekorasi,
penempatan stand – stand, dll. Bahkan banyak juga guru yang ikut berpartisipasi
untuk membantu acara ini. Hari pun tiba, kami semua bersatu hati berkumpul
dalam satu ruangan untuk berdoa bersama-sama dimana kami bersyukur karena acara
ini boleh dapat terlaksanakan dan kami masih harapkan agar acara ini dapat
berjalan lancar hingga akhir,
sebab tidak sedikit dana yang kami keluarkan.
Lapangan
akan menjadi sektor utama pusat penampilan, yang pertama – tama akan diisi oleh
berbagai tarian macam suku yang ada di Indonesia, mulai dari tarian piring,
dll. Hingga pertunjukan bakat – bakat berbagai siswa yang patut dihargai,
setelah itu penampilan fasion yang begitu mengundang “wahhh..” dan berbagai
keahlian conversation yang dimiliki oleh organisasi English Club dimana kami
ingin menunjukkan bahwa bangsa Indonesia pun mampu mempelajari bahasa lain dan
menyatakan bahwa memahami bahasa dari negara lain itu memang diperlukan dan
dapat bermanfaat. Tak lepas dari hal tersebut acara makin dimeriahkan dengan
adanya acara tambahan dimana adanya pertunjukan barongsai yang diadakan oleh
salah satu organisasi Mandarin disekolah kami. Tentu kami tidak melupakan isoma
dimana kami istirahat sejenak serta mengatur strategi yang akan kami jalankan
selanjutnya.
Nahhhh
disinilah saatnya bagi organisasi saya untuk menampilkan tarian khas dari Jepang
yang disebut dengan tarian Bon Odori dan berbagai peserta yang menggunakan
costplay dimana mereka memakai baju kartun dan karakter anime yang mereka
gemari dan berjalan – jalan mengitari lapangan. Dan tak disangka banyak sekali
pengunjung dan peserta yang ingin berfoto dengan para karakter favorite nya. Oh
yaa... saya hampir lupa menceritakan apa isi dari kelas – kelas yang telah kami
rencanakan, adalah sebagai berikut... dua kelas kami gunakan untuk menampilkan
galeri budaya Indonesia, mulai dari pakaian, alat musik, lukisan, bahkan kami
menyediakan teater kecil dimana akan diputarkan sejarah kemerdekaan dan
perjuangan Bangsa Indonesia. Disisi lain organisasi English Club menggunakan
kelasnya untuk mereka saling berkonsultasi antara pengunjung dan mereka
mengajak para pengunjung untuk berbicara dengan frasa bahasa Inggris, ada pula
berbagai pajangan model, budaya, serta acara yang biasanya ada dalam budaya
Inggris. Dan terakhir beberapa kelas di pakai oleh organisasi kami yaitu
Japanesse Club dimana kami menampilkan galeri kebudayaan jepang mulai dari
pakaian kimono(pakaian tradisional jepang), perlombaan menulis huruf jepang
dengan kuas (shodo),
dan kami juga turut menampilkan galeri – galeri kemajuan transportasi yang ada
di Jepang, bagaimana kebudayaan festifal di jepang dan masih banyak lagi.
Yapppps... Saya rasa pasti tak akan
ada habisnya jika menceritakan keseruan yang kami dapatkan lewat pengalaman
ini, berbagai ucapan apresiasi kami dapatkan dari berbagai pihak terutama pihak
sekolah yang dengan bangga menyampaikan rasa terima kasihnya atas acara yang
berjalan dengan lancar. Dan tidak lupa kami menutup acara ini juga dengan doa
dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Intinya
adalah berbagai jerih payah kami terbayar lunas dengan semua senyuman
pengunjung yang hadir dan berbagai kemeriahan acara yang berjalan. Dan kami
mendapatkan banyak sekali pelajaran yang kami raih dalam persatuan organisasi
ini dimana kami boleh saling mendukung dan bekerja sama untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Dan tanpa saya sadari hal ini sangat berpengaruh dengan
kepribadian saya hingga dalam dunia perkuliahan ini dimana saya harus dapat
membawakan diri untuk berlaku bijak, adil, dan tentunya lebih bersikap dewasa
dalam menanggapi setiap masalah dan persoalan yang ada. Dan juga lewat
pengalaman inilah kami terutama saya boleh mendapatkan wawasan yang luas dan
berbagai teman baru yang dapat dijadikan untuk sharing dan mendukung kegiatan
satu sama lain
0 komentar:
Posting Komentar