Backward
Chaining
Backward chaining merupakan
strategi pengambilan keputusan atau kesimpulan dengan pencocokan fakta atau
pernyataan yang dimulai dari bagian sebelah kanan (Then lebih dahulu). Dengan kata lain, penalaran dimulai dari
hipotesis terlebih dahulu, dan untuk menguji kebenaran hipotesis tersebut harus dicari fakta-fakta yang ada dalam basis
pengetahuan. Backward
chaining memulai proses pencarian dengan suatu tujuan sehingga strategi ini
disebut juga goal-driven.
Sebagai
contoh penalaran mundur (backward
chaining) adalah pengecekan kerusakan mesin yang tidak dimulai dari pengecekan
macam-macam kerusakan, tetapi dimulai dengan hipotesis akhir, bahwa tekanan
kompresi di dalam silinder mesin terlalu rendah dan ingin dibuktikan bahwa
kerusakan tersebut merupakan kerusakan mesin akibat kehilangan daya. Oleh sebab
itu penalaran akan dimulai dari hipotesis hingga kemudian sampai pada
pembuktiannya.
Contoh
lain, diketahui sistem pakar dengan aturan-aturan sebagai berikut :
R1 : IF suku bunga turun THEN harga obligasi
naik
R2 : IF suku bunga naik THEN harga obligasi
turun
R3 : IF suku bunga tidak berubah THEN harga
obligasi tidak berubah
R4 : IF dolar naik THEN suku bunga turun
R5 : IF dolar turun THEN suku bunga naik
R6 : IF harga obligasi turun THEN beli
obligasi
Apabila
diketahui bahwa dolar turun, maka untuk memutuskan apakah akan membeli obligasi
atau tidak dapat ditunjukkan sebagai berikut:
- Penyelesaian dengan Forward Chaining
- Penyelesaian dengan Backward Chaining
Sumber
:
0 komentar:
Posting Komentar